1. AODV (Ad-hoc On Demand Distance Vector)

AODV adalah sebuah routing protokol yang dibuat untuk jaringan MANET. AODV merupakan on demand routing,dengan maksud algoritma ini akan membangun rute antara node hanya apabila diinginkan oleh sumber node. AODV memelihara rute tersebut sepanjang masih dibutuhkan oleh sumber node. AODV menggunakan sequence number untuk memastikan bahwa rute yang dihasilkan adalah loop-free dan memliki informasi routing yang paling update.

Di dalam AODV setiap node bertanggung jawab untuk memelihara informasi rute yang telah disimpan di dalam routing table-nya. Pada saat pengiriman data, apabila terjadi perubahan topologi yang mengakibatkan suatu node tidak dapat dituju dengan menggunakan informasi rute yang ada di routing table, maka suatu node akan route error packet (RRER) ke node tetangganya dan node tetangganya akan mengirim kembali RRER demikian seterusnya hingga menuju source node .Setiap node yang memperoleh RRER ini akan menghapus informasi yang mengalami error di dalam routing table-nya. Kemudian source node akan melakukan route discovery process kembali apabila rute tersebut masih diperlukan.

1-aodv

 

2-aodv

 

3-aodv

 

4-aodv

 

5-aodv

 

6-aodv

 

2. DSDV (Destination Sequenced Distanced Vector)

DSDV merupakan algoritma routing procol ad hoc proaktif yang didasari pada Bellman – Ford yang pertama kali dikenalkan, kontribusi algoritma ini adalah untuk mengatasi Routing Loop. Pada DSDV, digunakan sequence number untuk mengirimkan pesan pada jaringan. Sequence number dihasilkan juga saat ada perubahan dalam jaringan, hal ini terjadi karena sifat table routing node pada pada jaringan yang menggunakan protokol proaktif yang update secara periodik, serta Trigered update uang digunakan oleh node untuk mengupdate node yang masuk dan keluar dari jaringan.

Dalam metode routing DSDV, setiap node yang berada dalam jaringan , akan memelihara tabel routing ke node tetangganya, tabel routing yang dimiliki oleh setiap node berisi tentang : alamat tujuan node, jumlah hop yang diperlukan untuk mencapai tujuan, serta sequenced number. Jika tabel routing dalam satu node telah diupdate, maka akan dipilih rute untuk mencapai node tujuan dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut :

  • Memiliki sequence number yang terbaru, hal ini dapat dilihat dari nilai sequenced number yang paling besar
  • Jika nilai sequence number sama, maka akan dilihat nilai metricnya, nilai metric yang lebih kecil akan dipilih.

Penerapan protocol DSDV memiliki kelebihan , yaitu :

  • DSDV menjamin tidak ada looping route
  • DSDV dapat mereduksi masalah count to infinity
  • DSDV dapat menghindari trafik lebih dengan kenaikan drastis update penuh untuk dump
  • DSDV hanya memaintenence path terbaik menuju tujuan, dari sekian banyak path ketujuan.

Keterbatasan yang dimiliki algoritma routing protocol DSDV ini menjadi kelemahannya, yaitu :

  • Banyak memakan alokasi bandwith untuk broadcasting informasi yang tidak terlalu berguna, meskipun tidak ada perubahan yang berarti pada topologi jaringan, hal ini dikarenakan sifatnya yang selalu update setiap waktunya.
  • DSDV tidak mensupport multi path routing.
  • Sangat sulit untuk mendeterminasi waktu delay saat broadcasting informasi kesemua node.
  • Table routing pada node dijaringan DSDV sangat sulit untuk dimaintence pada jaringan berskala besar, mengingat jumlah node yang banyak dan dan luas jaringan yang semakin diperluas (scalable) yang meningkatkan overhead.

Berikut adalah proses secara keseluruhan algoritma routing protocol DSDV :

  1. Diawal tranmisi sebelum dilakukan , tiap node memiliki table yang berisi data node node dalam jaringan.
  2. Jika terjadi perubahan topologi jaringan setelah paket data dikirimkan, table routing akan diupdate secara periodic.
  3. Jika tidak ada permasalah pada topologi jaringan, makan node akan dikirimkan setelah node sumber dan node tujuan dinisialisasi, lalu paket akan sampai ke node tujuan.

Dibawah ini Flowchart proses kerja DSDV secara umum

dsdv

3. DSR (Dynamic Source  Routing)

Dynamic Source Routing (DSR) protokol adalah sebuah protokol routing yang sederhana dan efisien dirancang khusus untuk digunakan dalam jaringan wireless multi-hop ad hoc mobile node. DSR memungkinkan sebuah jaringan bisa mengatur dan menkonfigurasi sendiri, tanpa memerlukan infrastruktur jaringan yang ada atau admin. DSR telah dilakukan oleh berbagai kelompok, dan dicoba di beberapa testbeds. Jaringan menggunakan protokol DSR telah terhubung ke Internet. DSR dapat interoperate dengan Mobile IP, dan node menggunakan Mobile IP dan DSR telah bisa bermigrasi antara WLAN, layanan data seluler dan DSR jaringan mobile ad hoc.

Protokol ini terdiri dari dua mekanisme utama ”Route Discovery” dan ”Route Maintenence”, yang bekerja sama untuk memu-ngkinkan node untuk menemukan dan mempertahankan rute ke tujuan dalam jaringan ad hoc.

Protokol ini terdiri dari dua mekanisme utama ”Route Discovery” dan ”Route Main- tenence”, yang bekerja sama untuk memu- ngkinkan node untuk menemukan dan mem- pertahankan rute ke tujuan dalam jaringan ad hoc.

dsr-1 (1).Route Discovery pada routing DSR

Jika node A memiliki Route Cache rute ke node E, maka rute ini segera digunakan. Jika tidak, protokol Discovery Rute dimulai:

  • Node A mengirim paket routerequest den- gan cara flooding pada jaringan.
  •  Jika node B mendapat paket RouteRequest dari target yang sama (node A) atau jika alamat node B sudah terdaftar di Record Route, Kemudian node B membuang routerequest tersebut.
  • Jika node B adalah target dari route discovery, maka node B akan mengirim routereply ke node A. Routereply berisi daftar dari sumber node ke tujuan dengan jarak tependek. Jika node A menerima RouteReply, daftar tersebut akan disimpan dan akan dikirim ke node berikutnya untuk menuju target.
  • Jika node B bukan tujuannya, maka node B akan mengirim RouteRequest ke neighbore node untuk melanjutkan routingnya.

dsr-2 (2).Pesan Eror

Pada setiap node DSR bertanggung jawab untuk mengirimkan dan mengkonfirmasi bahwa hop berikutnya dalam Sumber Route menerima paket. Juga masing-masing paket hanya diteruskan sekali oleh node (hop-by-hop routing). Jika sebuah paket tidak dapat diterima oleh sebuah node, paket ditransmisikan ulang beberapa kali sampai jumlah maksimum dan konfirmasi diterima dari hop berikutnya. Hanya jika hasil retransmisi mengalami kegagalan, pesan RouteError dikirim ke inisiator, yang dapat menghapus bahwa Sumber Rute dari Route Cache. Jadi inisiator dapat memeriksa Rute Cache untuk rute lainnya untuk target. Jika tidak ada rute di cache, paket RouteRequest dikirimkan lagi.

sumber: anakkebo.wordpress.com, Arifin Journal